This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 31 Agustus 2012

Cinta Sejati Dalam Islam

Makna ‘Cinta Sejati’ terus dicari dan digali. Manusia dari zaman ke zaman seakan tidak pernah bosan membicarakannya. Sebenarnya? apa itu ‘Cinta Sejati’ dan bagaimana pandangan Islam terhadapnya?

Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga terlimpahkan kepada nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Masyarakat di belahan bumi manapun saat ini sedang diusik oleh mitos ‘Cinta Sejati‘, dan dibuai oleh impian ‘Cinta Suci’. Karenanya, rame-rame, mereka mempersiapkan diri untuk merayakan hari cinta “Valentine’s Day”.
Pada kesempatan ini, saya tidak ingin mengajak saudara menelusuri sejarah dan kronologi adanya peringatan ini. Dan tidak juga ingin membicarakan hukum mengikuti perayaan hari ini. Karena saya yakin, anda telah banyak mendengar dan membaca tentang itu semua. Hanya saja, saya ingin mengajak saudara untuk sedikit menyelami: apa itu cinta? Adakah cinta sejati dan cinta suci? Dan cinta model apa yang selama ini menghiasi hati anda?
Seorang peneliti dari Researchers at National Autonomous University of Mexico mengungkapkan hasil risetnya yang begitu mengejutkan. Menurutnya: Sebuah hubungan cinta pasti akan menemui titik jenuh, bukan hanya karena faktor bosan semata, tapi karena kandungan zat kimia di otak yang mengaktifkan rasa cinta itu telah habis. Rasa tergila-gila dan cinta pada seseorang tidak akan bertahan lebih dari 4 tahun. Jika telah berumur 4 tahun, cinta sirna, dan yang tersisa hanya dorongan seks, bukan cinta yang murni lagi.
Menurutnya, rasa tergila-gila muncul pada awal jatuh cinta disebabkan oleh aktivasi dan pengeluaran komponen kimia spesifik di otak, berupa hormon dopamin, endorfin, feromon, oxytocin, neuropinephrine yang membuat seseorang merasa bahagia, berbunga-bunga dan berseri-seri. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, dan terpaan badai tanggung jawab dan dinamika kehidupan efek hormon-hormon itu berkurang lalu menghilang. (sumber: www.detik.com Rabu, 09/12/2009 17:45 WIB).
Wah, gimana tuh nasib cinta yang selama ini anda dambakan dari pasangan anda? Dan bagaimana nasib cinta anda kepada pasangan anda? Jangan-jangan sudah lenyap dan terkubur jauh-jauh hari.
Anda ingin sengsara karena tidak lagi merasakan indahnya cinta pasangan anda dan tidak lagi menikmati lembutnya buaian cinta kepadanya? Ataukah anda ingin tetap merasakan betapa indahnya cinta pasangan anda dan juga betapa bahagianya mencintai pasangan anda?
Saudaraku, bila anda mencintai pasangan anda karena kecantikan atau ketampanannya, maka saat ini saya yakin anggapan bahwa ia adalah orang tercantik dan tertampan, telah luntur.
Bila dahulu rasa cinta anda kepadanya tumbuh karena ia adalah orang yang kaya, maka saya yakin saat ini, kekayaannya tidak lagi spektakuler di mata anda.
Bila rasa cinta anda bersemi karena ia adalah orang yang berkedudukan tinggi dan terpandang di masyarakat, maka saat ini kedudukan itu tidak lagi berkilau secerah yang dahulu menyilaukan pandangan anda.
Saudaraku! bila anda terlanjur terbelenggu cinta kepada seseorang, padahal ia bukan suami atau istri anda, ada baiknya bila anda menguji kadar cinta anda. Kenalilah sejauh mana kesucian dan ketulusan cinta anda kepadanya. Coba anda duduk sejenak, membayangkan kekasih anda dalam keadaan ompong peyot, pakaiannya compang-camping sedang duduk di rumah gubuk yang reot. Akankah rasa cinta anda masih menggemuruh sedahsyat yang anda rasakan saat ini?
Para ulama’ sejarah mengisahkan, pada suatu hari Abdurrahman bin Abi Bakar radhiallahu ‘anhu bepergian ke Syam untuk berniaga. Di tengah jalan, ia melihat seorang wanita berbadan semampai, cantik nan rupawan bernama Laila bintu Al Judi. Tanpa diduga dan dikira, panah asmara Laila melesat dan menghujam hati Abdurrahman bin Abi Bakar radhiallahu ‘anhu. Maka sejak hari itu, Abdurrahman radhiallahu ‘anhu mabok kepayang karenanya, tak kuasa menahan badai asmara kepada Laila bintu Al Judi. Sehingga Abdurrahman radhiallahu ‘anhu sering kali merangkaikan bair-bait syair, untuk mengungkapkan jeritan hatinya. Berikut di antara bait-bait syair yang pernah ia rangkai:
Aku senantiasa teringat Laila yang berada di seberang negeri Samawah
Duhai, apa urusan Laila bintu Al Judi dengan diriku?
Hatiku senantiasa diselimuti oleh bayang-bayang sang wanita
Paras wajahnya slalu membayangi mataku dan menghuni batinku.
Duhai, kapankah aku dapat berjumpa dengannya,
Semoga bersama kafilah haji, ia datang dan akupun bertemu.
Karena begitu sering ia menyebut nama Laila, sampai-sampai Khalifah Umar bin Al Khattab radhiallahu ‘anhu merasa iba kepadanya. Sehingga tatkala beliau mengutus pasukan perang untuk menundukkan negeri Syam, ia berpesan kepada panglima perangnya: bila Laila bintu Al Judi termasuk salah satu tawanan perangmu (sehingga menjadi budak), maka berikanlah kepada Abdurrahman radhiallahu ‘anhu. Dan subhanallah, taqdir Allah setelah kaum muslimin berhasil menguasai negeri Syam, didapatkan Laila termasuk salah satu tawanan perang. Maka impian Abdurrahmanpun segera terwujud. Mematuhi pesan Khalifah Umar radhiallahu ‘anhu, maka Laila yang telah menjadi tawanan perangpun segera diberikan kepada Abdurrahman radhiallahu ‘anhu.
Anda bisa bayangkan, betapa girangnya Abdurrahman, pucuk cinta ulam tiba, impiannya benar-benar kesampaian. Begitu cintanya Abdurrahman radhiallahu ‘anhu kepada Laila, sampai-sampai ia melupakan istri-istrinya yang lain. Merasa tidak mendapatkan perlakuan yang sewajarnya, maka istri-istrinya yang lainpun mengadukan perilaku Abdurrahman kepada ‘Aisyah istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang merupakan saudari kandungnya.
Menyikapi teguran saudarinya, Abdurrahman berkata: “Tidakkah engkau saksikan betapa indah giginya, yang bagaikan biji delima?”
Akan tetapi tidak begitu lama Laila mengobati asmara Abdurrahman, ia ditimpa penyakit yang menyebabkan bibirnya “memble” (jatuh, sehingga giginya selalu nampak). Sejak itulah, cinta Abdurrahman luntur dan bahkan sirna. Bila dahulu ia sampai melupakan istri-istrinya yang lain, maka sekarang iapun bersikap ekstrim. Abdurrahman tidak lagi sudi memandang Laila dan selalu bersikap kasar kepadanya. Tak kuasa menerima perlakuan ini, Lailapun mengadukan sikap suaminya ini kepada ‘Aisyah radhiallahu ‘anha. Mendapat pengaduan Laila ini, maka ‘Aisyahpun segera menegur saudaranya dengan berkata:
يا عبد الرحمن لقد أحببت ليلى وأفرطت، وأبغضتها فأفرطت، فإما أن تنصفها، وإما أن تجهزها إلى أهلها، فجهزها إلى أهلها.
“Wahai Abdurrahman, dahulu engkau mencintai Laila dan berlebihan dalam mencintainya. Sekarang engkau membencinya dan berlebihan dalam membencinya. Sekarang, hendaknya engkau pilih: Engkau berlaku adil kepadanya atau engkau mengembalikannya kepada keluarganya. Karena didesak oleh saudarinya demikian, maka akhirnya Abdurrahmanpun memulangkan Laila kepada keluarganya. (Tarikh Damaskus oleh Ibnu ‘Asakir 35/34 & Tahzibul Kamal oleh Al Mizzi 16/559)
Bagaimana saudaraku! Anda ingin merasakan betapa pahitnya nasib yang dialami oleh Laila bintu Al Judi? Ataukah anda mengimpikan nasib serupa dengan yang dialami oleh Abdurrahman bin Abi Bakar radhiallahu ‘anhu?(1)
Tidak heran bila nenek moyang anda telah mewanti-wanti anda agar senantiasa waspada dari kenyataan ini. Mereka mengungkapkan fakta ini dalam ungkapan yang cukup unik: Rumput tetangga terlihat lebih hijau dibanding rumput sendiri.
Anda penasaran ingin tahu, mengapa kenyataan ini bisa terjadi?
Temukan rahasianya pada sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini:
الْمَرْأَةُ عَوْرَةٌ فَإِذَا خَرَجَتِ اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ. رواه الترمذي وغيره
“Wanita itu adalah aurat (harus ditutupi), bila ia ia keluar dari rumahnya, maka setan akan mengesankannya begitu cantik (di mata lelaki yang bukan mahramnya).” (Riwayat At Tirmizy dan lainnya)
Orang-orang Arab mengungkapkan fenomena ini dengan berkata:
كُلُّ مَمْنُوعٍ مَرْغُوبٌ
Setiap yang terlarang itu menarik (memikat).
Dahulu, tatkala hubungan antara anda dengannya terlarang dalam agama, maka setan berusaha sekuat tenaga untuk mengaburkan pandangan dan akal sehat anda, sehingga anda hanyut oleh badai asmara. Karena anda hanyut dalam badai asmara haram, maka mata anda menjadi buta dan telinga anda menjadi tuli, sehingga andapun bersemboyan: Cinta itu buta. Dalam pepatah arab dinyatakan:
حُبُّكَ الشَّيْءَ يُعْمِي وَيُصِمُّ
Cintamu kepada sesuatu, menjadikanmu buta dan tuli.
Akan tetapi setelah hubungan antara anda berdua telah halal, maka spontan setan menyibak tabirnya, dan berbalik arah. Setan tidak lagi membentangkan tabir di mata anda, setan malah berusaha membendung badai asmara yang telah menggelora dalam jiwa anda. Saat itulah, anda mulai menemukan jati diri pasangan anda seperti apa adanya. Saat itu anda mulai menyadari bahwa hubungan dengan pasangan anda tidak hanya sebatas urusan paras wajah, kedudukan sosial, harta benda. Anda mulai menyadari bahwa hubungan suami-istri ternyata lebih luas dari sekedar paras wajah atau kedudukan dan harta kekayaan. Terlebih lagi, setan telah berbalik arah, dan berusaha sekuat tenaga untuk memisahkan antara anda berdua dengan perceraian:
فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ. البقرة 102
“Maka mereka mempelajari dari Harut dan Marut (nama dua setan) itu apa yang dengannya mereka dapat menceraikan (memisahkan) antara seorang (suami) dari istrinya.” (Qs. Al Baqarah: 102)
Mungkin anda bertanya, lalu bagaimana saya harus bersikap?
Bersikaplah sewajarnya dan senantiasa gunakan nalar sehat dan hati nurani anda. Dengan demikian, tabir asmara tidak menjadikan pandangan anda kabur dan anda tidak mudah hanyut oleh bualan dusta dan janji-janji palsu.
Mungkin anda kembali bertanya: Bila demikian adanya, siapakah yang sebenarnya layak untuk mendapatkan cinta suci saya? Kepada siapakah saya harus menambatkan tali cinta saya?
Simaklah jawabannya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا ، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ. متفق عليه
“Biasanya, seorang wanita itu dinikahi karena empat alasan: karena harta kekayaannya, kedudukannya, kecantikannya dan karena agamanya. Hendaknya engkau menikahi wanita yang taat beragama, niscaya engkau akan bahagia dan beruntung.” (Muttafaqun ‘alaih)
Dan pada hadits lain beliau bersabda:
إِذَا خَطَبَ إِلَيْكُمْ مَنْ تَرْضَوْنَ دِينَهُ وَخُلُقَهُ فَزَوِّجُوهُ إِلاَّ تَفْعَلُوا تَكُنْ فِتْنَةٌ فِى الأَرْضِ وَفَسَادٌ عَرِيضٌ. رواه الترمذي وغيره.
“Bila ada seorang yang agama dan akhlaqnya telah engkau sukai, datang kepadamu melamar, maka terimalah lamarannya. Bila tidak, niscaya akan terjadi kekacauan dan kerusakan besar di muka bumi.” (Riwayat At Tirmizy dan lainnya)
Cinta yang tumbuh karena iman, amal sholeh, dan akhlaq yang mulia, akan senantiasa bersemi. Tidak akan lekang karena sinar matahari, dan tidak pula luntur karena hujan, dan tidak akan putus walaupun ajal telah menjemput.
الأَخِلاَّء يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلاَّ الْمُتَّقِينَ. الزخرف 67
“Orang-orang yang (semasa di dunia) saling mencintai pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertaqwa.” (Qs. Az Zukhruf: 67)
Saudaraku! Cintailah kekasihmu karena iman, amal sholeh serta akhlaqnya, agar cintamu abadi. Tidakkah anda mendambakan cinta yang senantiasa menghiasi dirimu walaupun anda telah masuk ke dalam alam kubur dan kelak dibangkitkan di hari kiamat? Tidakkah anda mengharapkan agar kekasihmu senantiasa setia dan mencintaimu walaupun engkau telah tua renta dan bahkan telah menghuni liang lahat?
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ: أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِى الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِى النَّارِ. متفق عليه
“Tiga hal, bila ketiganya ada pada diri seseorang, niscaya ia merasakan betapa manisnya iman: Bila Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dibanding selain dari keduanya, ia mencintai seseorang, tidaklah ia mencintainya kecuali karena Allah, dan ia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkan dirinya, bagaikan kebenciannya bila hendak diceburkan ke dalam kobaran api.” (Muttafaqun ‘alaih)
Saudaraku! hanya cinta yang bersemi karena iman dan akhlaq yang mulialah yang suci dan sejati. Cinta ini akan abadi, tak lekang diterpa angin atau sinar matahari, dan tidak pula luntur karena guyuran air hujan.
Yahya bin Mu’az berkata: “Cinta karena Allah tidak akan bertambah hanya karena orang yang engkau cintai berbuat baik kepadamu, dan tidak akan berkurang karena ia berlaku kasar kepadamu.” Yang demikian itu karena cinta anda tumbuh bersemi karena adanya iman, amal sholeh dan akhlaq mulia, sehingga bila iman orang yang anda cintai tidak bertambah, maka cinta andapun tidak akan bertambah. Dan sebaliknya, bila iman orang yang anda cintai berkurang, maka cinta andapun turut berkurang. Anda cinta kepadanya bukan karena materi, pangkat kedudukan atau wajah yang rupawan, akan tetapi karena ia beriman dan berakhlaq mulia. Inilah cinta suci yang abadi saudaraku.
Saudaraku! setelah anda membaca tulisan sederhana ini, perkenankan saya bertanya: Benarkah cinta anda suci? Benarkah cinta anda adalah cinta sejati? Buktikan saudaraku…
Wallahu a’alam bisshowab, mohon maaf bila ada kata-kata yang kurang berkenan atau menyinggung perasaan.

Dimuat ulang dari www.muslimah.or.id

Kata-Kata Sedih Tentang Cinta Dan Putus Cinta

Bersabarlah dan mohon mengerti, merubah hatiku tak semudah yang ku tahu, percayalah dan yakinkan diri karena kubutuhkan semua itu darimu.
Cinta tidak menyedari kedalamannya dan terasa pada saat perpisahan pun tiba. Dan saat tangan laki-laki menyentuh tangan seorang perempuan mereka berdua telah menyentuh hati keabadian.

Cinta adalah satu-satunya kebebasan di dunia kerana cinta itu membangkitkan semangat- hukum-hukum kemanusiaan dan gejala alami pun tak mampu mengubah perjalanannya.
Jangan kau kira cinta datang dari keakraban yang lama dan pendekatan yang tekun. Cinta adalah kesesuaian jiwa dan jika itu tak pernah ada, cinta tak akan pernah tercipta dalam hitungan tahun bahkan abad.

Ribuan hari aku menuggumu, yang ku sangka kau beri aku harapan, tapi ternyata hanya harapan kosong, apakah tak ada sedikitpun tempat untukku di hati mu ?
Kau boleh saja benci aku, tapi tolong jangan kau tak acuhkan diriku

Aku ga ngerti sama km kenapa jd dingin gini, aku udah kasih semuanya buat km, tp km selalu masih anggap ak sebelah mata
Jika cinta tidak dapat mengembalikan engkau kepadaku dalam kehidupan ini, pastilah cinta akan menyatukan kita dalam kehidupan yang akan datang

Cinta berlalu di depan kita, terbalut dalam kerendahan hati; tetapi kita lari daripadanya dalam ketakutan, atau bersembunyi di dalam kegelapan; atau yang lain mengejarnya, untuk berbuat jahat atas namanya.
Cinta yang hilang biarlah menghilang, Jangan harapkan cinta itu kembali, Atau hanya akan menyakitimu kembali

Kini terakhir kumengenalmu, kini terakhirku menyapamu, bila nanti kou ingin kembali, tunggu .... Sampai aku mati ...
Telah sekian kali kumerasa bersalah, hanya karna sifatku yang tak ingin terluka, jauh dari niatku membuatmu gelisah, resah rasa takutku kehilangan dirimu, Mungkin kou telah berikan yang terbaik sampai kita disini

Maafkanlah sahabatku karena ku telah jatuh cinta padamu, pesonamu memaksa aku tuk rasakan lembut kasihmu .. Salahkanlah hadirnya cinta, hinggapi perasaan kita, dan biarkan semua ini berjalan apa adanya. Bersamamu telah kutemukan betapa takutku merasa inginkanmu selamanya seutuhnya
Cinta sejati tak datang begitu saja. Banyak proses yg harus dilalui bersama, menderita, menangis, dan tertawa bersama.

Ribuan hari aku menuggumu, yang ku sangka kau beri aku harapan, tapi ternyata hanya harapan kosong, apakah tak ada sedikitpun tempat untukku di hati mu
Aku tidak mengerti dan menyadari berapa dalamnya rasa cintaku padamu, sampai tiba saatnya kita berpisah

Maafkan aku. Kau boleh lakukan apa saja untuk membalasku, mencaci, memaki, tapi jangan pernah tinggalkan aku.

Rabu, 29 Agustus 2012

Jurnal


PEMANFAATAN MIKROBA DALAM BIOREMEDIASI
A.      PENDAHULUAN
Bioremediasi merupakan penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi polutan di lingkungan. Saat bioremediasi terjadi, enzim-enzim yang diproduksi oleh mikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan mengubah struktur kimia polutan tersebut, sebuah peristiwa yang disebut biotransformasi. Pada banyak kasus, biotransformasi berujung pada biodegradasi, dimana polutan beracun terdegradasi, strukturnya menjadi tidak kompleks, dan akhirnya menjadi metabolit yang tidak berbahaya dan tidak beracun.
Sejak tahun 1900an, orang-orang sudah menggunakan mikroorganisme untuk mengolah air pada saluran air. Saat ini, bioremediasi telah berkembang pada perawatan limbah buangan yang berbahaya (senyawa-senyawa kimia yang sulit untuk didegradasi), yang biasanya dihubungkan dengan kegiatan industri. Yang termasuk dalam polutan-polutan ini antara lain logam-logam berat, petroleum hidrokarbon, dan senyawa-senyawa organik terhalogenasi seperti pestisida, herbisida, dan lain-lain. Banyak aplikasi-aplikasi baru menggunakan mikroorganisme untuk mengurangi polutan yang sedang diujicobakan. Bidang bioremediasi saat ini telah didukung oleh pengetahuan yang lebih baik mengenai bagaimana polutan dapat didegradasi oleh mikroorganisme, identifikasi jenis-jenis mikroba yang baru dan bermanfaat, dan kemampuan untuk meningkatkan bioremediasi melalui teknologi genetik. Teknologi genetik molekular sangat penting untuk mengidentifikasi gen-gen yang mengkode enzim yang terkait pada bioremediasi. Karakterisasi dari gen-gen yang bersangkutan dapat meningkatkan pemahaman kita tentang bagaimana mikroba-mikroba memodifikasi polutan beracun menjadi tidak berbahaya.
Strain atau jenis mikroba rekombinan yang diciptakan di laboratorium dapat lebih efisien dalam mengurangi polutan. Mikroorganisme rekombinan yang diciptakan dan pertama kali dipatenkan adalah bakteri "pemakan minyak". Bakteri ini dapat mengoksidasi senyawa hidrokarbon yang umumnya ditemukan pada minyak bumi. Bakteri tersebut tumbuh lebih cepat jika dibandingkan bakteri-bakteri jenis lain yang alami atau bukan yang diciptakan di laboratorium yang telah diujicobakan. Akan tetapi, penemuan tersebut belum berhasil dikomersialkan karena strain rekombinan ini hanya dapat mengurai komponen berbahaya dengan jumlah yang terbatas. Strain inipun belum mampu untuk mendegradasi komponen-komponen molekular yang lebih berat yang cenderung bertahan di lingkungan.





Jenis-jenis bioremediasi adalah sebagai berikut:
·         Biostimulasi
Nutrien dan oksigen, dalam bentuk cair atau gas, ditambahkan ke dalam air atau tanah yang tercemar untuk memperkuat pertumbuhan dan aktivitas bakteri remediasi yang telah ada di dalam air atau tanah tersebut.
·         Bioaugmentasi
Mikroorganisme yang dapat membantu membersihkan kontaminan tertentu ditambahkan ke dalam air atau tanah yang tercemar. Cara ini yang paling sering digunakan dalam menghilangkan kontaminasi di suatu tempat. Namun ada beberapa hambatan yang ditemui ketika cara ini digunakan. Sangat sulit untuk mengontrol kondisi situs yang tercemar agar mikroorganisme dapat berkembang dengan optimal. Para ilmuwan belum sepenuhnya mengerti seluruh mekanisme yang terkait dalam bioremediasi, dan mikroorganisme yang dilepaskan ke lingkungan yang asing kemungkinan sulit untuk beradaptasi.
·         Bioremediasi Intrinsik
Bioremediasi jenis ini terjadi secara alami di dalam air atau tanah yang tercemar.
Di masa yang akan datang, mikroorganisme rekombinan dapat menyediakan cara yang efektif untuk mengurangi senyawa-senyawa kimiawi yang berbahaya di lingkungan kita. Bagaimanapun, pendekatan itu membutuhkan penelitian yang hati-hati berkaitan dengan mikroorganisme rekombinan tersebut, apakah efektif dalam mengurangi polutan, dan apakah aman saat mikroorganisme itu dilepaskan ke lingkungan.

Faktor Lingkungan yang Berpengaruh
·         pH. Pada tanah umumnya merupakan lingkungan asam, alkali sangat jarang namun ada yang melaporkan pada pH 11. Penyesuaian pH dr 4.5 menjadi 7.4 dengan penambahan kapur meningkatkan penguraian minyak menjadi dua kali. Penyesuaian pH dapat merubah kelarutan, bioavailabilitas, bentuk senyawa kimia polutan, dan makro & mikro nutrien. Ketersediaan Ca, Mg, Na, K, NH4+, N dan P akan turun, sedangkan penurunan pH menurunkan ketersediaan NO3- dan Cl- . Cendawan yang lebih dikenal tahan terhadap asam akan lebih berperan dibandingkan bakteri asam.
·         H2O dan karakter geologi. Kadar air dan bentuk poros tanah berpengaruh pada bioremediasi. Nilai aktivitas air dibutuhkan utk pertumbuhan mikroba berkisar 0.9-1.0, umumnya kadar air 50-60%. Bioremediasi lebih berhasil pada tanah yang poros.
·         Keberadaan zat nutrisi. Baik pada in situ & ex situ. Bila tanah yang dipergunakan bekas pertanian mungkin tak perlu ditambah zat nutrisi. Untuk hidrokarbon ditambah nitrogen & fosfor, dapat pula dgn makro & mikro nutrisi yang lain.

Perkembangan pembangunan di Indonesia khususnya bidang industri, senantiasa meningkatkan kemakmuran dan dapat menambah lapangan pekerjaan bagi masyarakat kita. Namun di lain pihak, perkembangan industri memiliki dampak terhadap meningkatnya kuantitas dan kualitas limbah yang dihasilkan termasuk di dalamnya adalah limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Bila tidak ditangani dengan baik dan benar, limbah B3 akan menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan.
Pencemaran atau polusi bukanlah merupakan hal baru, bahkan tidak sedikit dari kita yang sudah memahami pengaruh yang ditimbulkan oleh pencemaran atau polusi lingkungan terhadap kelangsungan dan keseimbangan ekosistem. Polusi dapat didefinisikan sebagai kontaminasi lingkungan oleh bahan-bahan yang dapat mengganggu kesehatan manusia, kualitas kehidupan, dan juga fungsi alami dari ekosistem. Walaupun pencemaran lingkungan dapat disebabkan oleh proses alami, aktivitas manusia yang notabenenya sebagai pengguna lingkungan adalah sangat dominan sebagai penyebabnya, baik yang dilakukan secara sengaja ataupun tidak.
Berdasarkan kemampuan terdegradasinya di lingkungan, polutan digolongkan atas dua golongan:
1.      Polutan yang mudah terdegradasi (biodegradable pollutant), yaitu bahan seperti sampah yang mudah terdegradasi di lingkungan. Jenis polutan ini akan menimbulkan masalah lingkungan bila kecepatan produksinya lebih cepat dari kecepatan degradasinya.
2.      Polutan yang sukar terdegradasi atau lambat sekali terdegradasi (nondegradable pollutant), dapat menimbulkan masalah lingkungan yang cukup serius.
Bahan polutan yang banyak dibuang ke lingkungan terdiri dari bahan pelarut (kloroform, karbontetraklorida), pestisida (DDT, lindane), herbisida (aroklor, antrazin, 2,4-D), fungisida (pentaklorofenol), insektisida (organofosfat), petrokimia (polycyclic aromatic hydrocarbon [PAH], benzena, toluena, xilena), polychlorinated biphenyls (PCBs), logam berat, bahanbahan radioaktif, dan masih banyak lagi bahan berbahaya yang dibuang ke lingkungan, seperti yang tertera dalam lampiran Peraturan Pemerintah RI Nomor 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun.

Untuk mengatasi limbah (khususnya limbah B3) dapat digunakan metode biologis sebagai alternatif yang aman, karena polutan yang mudah terdegradasi dapat diuraikan oleh mikroorganisme menjadi bahan yang tidak berbahaya seperti CO2 dan H2O. Cara biologis atau biodegradasi oleh mikroorganisme, merupakan salah satu cara yang tepat, efektif dan hampir tidak ada pengaruh sampingan pada lingkungan. Hal ini dikarenakan tidak menghasilkan racun ataupun blooming (peledakan jumlah bakteri). Mikroorganisme akan mati seiring dengan habisnya polutan dilokasi kontaminan tersebut.

B.      BIOREMEDIASI
Bioremediasi diartikan sebagai proses pendegradasian bahan organik berbahaya secara biologis menjadi senyawa lain seperti CO2, metan, air dan senyawa semula tersebut (Ciroreksoko, 1996). Sedangkan menurut Craword (1996), bioremediasi merujuk pada penggunaan secara produktif proses biodegradatif untuk menghilangkan atau mendetoksi polutan yang mencemari lingkungan dan mengancam kesehatan masyarakat, biasanya sebagai kontaminan tanah, air dan sedimen.
Bioremediasi merupakan pengembangan dari bidang bioteknologi lingkungan dengan memanfaatkan proses biologi dalam mengendalikan pencemaran. Bioremediasi bukanlah konsep baru dalam mikrobiologi terapan, karena mikroba telah banyak digunakan selama bertahun-tahun dalam mengurangi senyawa organik dan bahan beracun baik yang berasal dari limbah rumah tangga maupun dari industri. Hal yang baru adalah bahwa teknik bioremediasi terbukti sangat efektif dan murah dari sisi ekonomi untuk membersihkan tanah dan air yang terkontaminasi oleh senyawa-senyawa kimia toksik atau beracun.
Keberhasilan proses bioremediasi harus didukung oleh disiplin ilmu lain seperti fisiologi mikroba, ekologi, kimia organik, biokimia, genetika molekuler, kimia air, kimia tanah, dan juga teknik. Mikroba yang sering digunakan dalam proses bioremediasi adalah bakteri, jamur, yis, dan alga. Degradasi senyawa kimia oleh mikroba di lingkungan merupakan proses yang sangat penting untuk mengurangi kadar bahan-bahan berbahaya di lingkungan, yang berlangsung melalui suatu seri reaksi kimia yang cukup kompleks. Dalam proses degradasinya, mikroba menggunakan senyawa kimia tersebut untuk pertumbuhan dan reproduksinya melalui berbagai proses oksidasi.
Terdapat perbedaan kecil antara pross pengolahan air limbah dengan proses bioremediasi dari bahan kimia berbahaya. Pada proses biologis, pengolahan limbah dikatalisis oleh proses kimia, sedangkan bioremediasi lebih rumit karena menggunakan katalisator (enzim) yang dikeluarkan oleh mikroorganisme untuk mengkatalisis penghancuran senyawa berbahaya yang spesifik.
Degradasi senyawa polutan selalu melibatkan transformasi struktur senyawa, sehingga terjadi perubahan integritas molecular polutan. Supaya proses tersebut dapat berlangsung optimal, diperlukan kondisi lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan dan perkembangangbiakan mikroorganisme. Tidak terciptanya kondisi yang optimum akan mengakibatkan aktivitas degradasi biokimia mikroorganisme tidak dapat berlangsung dengan baik, sehingga senyawa-senyawa beracun menjadi persisten di lingkungan.
Untuk mencapai kondisi yang optimum bagi degradasi polutan, maka teknik bioremediasi digunakan untuk memanipulasi sistem biologis sehingga akan terjadi perubahan-perubahan yang diinginkan di lingkungan. Agar tujuan tersebut tercapai diperlukan pemahaman akan prinsip-prinsip biologis tentang degradasi senyawa-senyawa beracun, pengaruh kondisi lingkungan terhadap mikroorganisme yang terkait dan reaksi-reaksi yang dikatalisnya.
Teknik bioremediasi menciptakan lingkungan yang terkontrol untuk memproduksi enzim yang sesuai bagi reaksi terkatalisis yang diinginkan. Kebutuhan dasar dari proses biologis yaitu :
1.      Kehadiran mikroorganisme dengan kemampuan untuk mendegradasi senyawa target.
2.      Keberadaan substrat yang dikenali dan dapat digunakan sebagai sumber energi dan karbon.
3.      Adanya pengumpanan yang menyebabkan terjadinya sintesa spesifik untuk senyawa target.
4.      Keberadaan sistem penerima-donor elektron yang sesuai.
5.      Kondisi lingkungan yang sesuai untuk reaksi terkatalisis enzim dengan kelembaban dan pH yang mendukung.
6.      Ketersediaan nutrien untuk mendukung pertumbuhan sel mikroba dan produksi enzim.
7.      Suhu yang mendukung aktivitas mikrobial dan reaksi terkatalisis.
8.      Ketersediaan bahan atau substansi beracun terhadap mikroorganisme tersebut.
9.      Kehadiran organisme untuk mendegradasi produk metabolit.
10.  Kehadiran organisme untuk mencegah timbulnya racun antara.
11.  Kondisi lingkungan yang meminimumkan organisme kompetitif bagi mikroorganisme pendegradasi.

Tanpa adanya enzim yang mengkatalis reaksi degradasi, waktu yang dibutuhkan untuk mencapai keseimbangan lama. Enzim mempercepat proses tersebut dengan cara menurunkan energi aktivasi, yaitu energi yang dibutuhkan untuk memulai suatu reaksi.
Tanpa adanya mikroba, proses penguraian di lingkungan tidak akan berlangsung. Kotoran, sampah, hewan, dan tumbuhan yang mati akan menutupi permukaan bumi, suatu kondisi yang tidak akan pernah kita harapkan. Sebagai akibatnya, siklus nutrisi atau rantai makanan akan terputus.
Lintasan biodegradasi berbagai senyawa kimia yang berbahaya dapat dimengerti berdasarkan lintasan mekanisme dari beberapa senyawa kimia alami seperti hidrokarbon, lignin, selulosa, dan hemiselulosa. Sebagian besar dari prosesnya, terutama tahap akhir metabolisme, umumnya berlangsung melalui proses yang sama.

C.      OPTIMALISASI KONDISI DALAM BIOREMEDIASI
Keberhasilan proses biodegradasi banyak ditentukan oleh aktivitas enzim. Dengan demikian mikroorganisme yang berpotensi menghasilkan enzim pendegradasi hidrokarbon, perlu dioptimalkan aktivitasnya dengan pengaturan kondisi dan penambahan suplemen yang sesuai. Dalam hal ini perlu diperhatikan faktor-faktor lingkungan yang meliputi kondisi lingkungan, temperature, oksigen, dan nutrient yang tersedia.
1.      Lingkungan
Proses biodegradasi memerlukan tipe tanah yang dapat mendukung kelancaran aliran nutrient, enzm-enzim mikrobial dan air. Terhentinya aliran tersebut akan mengakibatkan terbentuknya kondisi anaerob sehingga proses biodegradasi aerobik menjadi tidak efektif. Karakteristik tanah yang cocok untuk bioremediasi in situ adalah mengandung butiran pasir ataupun kerikil kasar sehingga dispersi oksigen dan nutrient dapat berlangsung dengan baik. Kelembaban tanah juga penting untuk menjamin kelancaran sirkulasi nutrien dan substrat di dalam tanah.

2.      Temperatur
Temperatur yang optimal untuk degradasi hidrokaron adalah 30-40oC. Ladislao, et. al. (2007) mengatakan bahwa temperatur yang digunakan pada suhu 38oC bukan pilihan yang valid karena tidak sesuai dengan kondisi di Inggris untuk mengontrol mikroorganisme pathogen. Pada temperatur yang rendah, viskositas minyak akan meningkat mengakibatkan volatilitas alkana rantai pendek yang bersifat toksik menurun dan kelarutannya di air akan meningkat sehingga proses biodegradasi akan terhambat. Suhu sangat berpengaruh terhadap lokasi tempat dilaksanakannya bioremediasi.

3.      Oksigen
Langkah awal katabolisme senyawa hidrokaron oleh bakteri maupun kapang adalah oksidasi substrat dengan katalis enzim oksidase, dengan demikian tersedianya oksigen merupakan syarat keberhasilan degradasi hidrokarbon minyak. Ketersediaan oksigen di tanah tergantung pada (a) kecepatan konsumsi oleh mikroorganisme tanah, (b) tipe tanah dan (c) kehadiran substrat lain yang juga bereaksi dengan oksigen. Terbatasnya oksigen, merupakan salah satu faktor pembatas dalam biodegradasi hidrokarbon minyak.

4.      Nutrien
Mikroorganisme memerlukan nutrisi sebagai sumber karbon, energy dan keseimbangan metabolism sel. Dalam penanganan limbah minyak bumi biasanya dilakukan penambahan nutrisi antara lain sumber nitrogen dan fosfor sehingga proses degradasi oleh mikroorganisme berlangsung lebih cepat dan pertumbuhannya meningkat.

5.      Interaksi antar Polusi

Fenomena lain yang juga perlu mendapatkan perhatian dalam mengoptimalkan aktivitas mikroorganisme untuk bioremediasi adalah interaksi antara beberapa galur mikroorganisme di lingkungannya. Salah satu bentuknya adalah kometabolisme. Kometabolisme merupakan proses transformasi senyawa secara tidak langsung sehingga tidak ada energy yang dihasilkan.

D.     BIOAUGMENTASI
Bioaugmentasi adalah penambahan organisme atau enzim pada suatu bahan untuk menyingkirkan bahan kimia yang tidak diinginkan. Bioaugmentasi digunakan untuk menyingkirkan produk sampingan dari bahan mentah dan polutan potensial dari limbah. Organisme yang biasa digunakan dalam proses ini adalah bakteri. Namun banyak aplikasi yang berhasil menggunakan tumbuhan untuk menyingkirkan kelebihan nutrien, logam dan bakteri pathogen. Penggunaan tumbuhan ini biasa dikenal dengan istilah phytoremediasi.
Pemilihan metode bioremediasi yang cocok dengan kondisi lingkungan diharapkan akan dapat meningkatkan kecepatan biodegradasi. Dua metode yang biasa dilakukan untuk bioremediasi adalah : (1) dengan menstimulasi populasi mikroorganisme eksogen (biostimulasi) dan (2) dengan menambahkan mikroorganisme eksogen (bioaugmentasi). Bioaugmentasi dipilih apabila kontaminan membutuhkan waktu degradasi yang lama, bila lingkungan yang tercemar sulit dimodifikasi dalam rangka mencapai kondisi optimal bagi pertumbuhan mikroorganisme, atau bila tingginya konsentrasi kontaminan menghambat pertumbuhan mikroorganisme indogenus. Bioaugmentasi juga dilakukan untuk menurunkan keragaman jalur degradasi hidrokarbon terutama untuk mempercepat proses degradasi hidrokarbon poliaromatik.
Keberhasilan aplikasi bioaugmentasi diukur dari peningkatan jumlah mikroorganisme yang berperan dalam proses degradasi serta daya tahan mikroorganisme eksogen pada lingkungan yang tercemar. Walter (1997) menyatakan bahwa untuk memperoleh strain mikroorganisme ataupun konsorsium mikroorganisme yang tepat bagi aplikasi bioaugmentasi ada tiga pilihan metode yang bisa dilakukan, yaitu : pengkayaan selektif, penggunaan produk mikroorganisme komersial atau rekayasa genetika.

By: Hadi Gimantoro

Selasa, 28 Agustus 2012

Kromatografi Gas



LAPORAN
KIMIA ANALITIK INSTRUMET
Kromatografi gas

Dosen Pembimbing : Ir.KA.RIDWAN.MT
                                         Disusun Oleh  :    Hadi gimantoro                    : 0611   3040   1460
Jumiati                                 : 0611   3040   1462
Sandi                                     : 0611   3040   1464
Yayu anggraeni                 : 0611   3040   1466

                                                                                     

                                                                                 

POLITEHNIK NEGRI SRIWIJAYA PALEMBANG
TAHUN 2012



KATA PENGANTAR


Asslamualaikum   Wr.Wb.
            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah subhanahu wata’ala,karena berkat rahmat –Nya kami dapat menyelesaikan lapoaran tetap “Kimia Anaalitik Instrument”. Laporan  ini diajukan guna memenuhi tugas instrument analirik.
            Kami mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah membantu sehingga laporan ini dapat diselesaikan  sesuai dengan waktunya.laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnana laporan ini.
            Semoga laporan ini memberikan informasi dan manfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.





Palembang  20 April  2012










                           KROMATOGRAFI GAS

1.   TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini,mahasiswa diharapkan dapat:
ü  Menjelaskan teori kromatografi gas.
ü  Mengoprasikan alat kromatografi gas dengan baik dan benar
ü  Menganalisis suatu senyawa kimia baik secara kualitatif maupun kuantitatif dengan menggunakan alat kromatografi gas.

2.      Alat dan bahan yang digunakan
Alat yang digunakan
Ø  seperangkat alat kromatografi gas.
Ø  Integrator
Ø  Alat penyuntikan
Ø  Botol sampel
            Bahan yang digunakan
Ø  Etanol
Ø  Pentanol
Ø  Butanol
Ø  Toluen

3.   Dasar teori
       Kromatografi adalah suatu cara pemisahan lain yang penting didalam analisa kimia.didalam kromatografi kimia diperlukan adanya dua fase yang tidak saling menyampur,yaitu fase diam dan fase gerak.fase diam nya disini dapat berupa suatu zat padat yang ditempatkan didalam suatu kolom atau dapat juga berupa cairan terserap(teradsopsi)berupa lapisan yang tipis pada butiran-butiran halus suatuzat padat pendukung(solid support material) yang ditempatkan didalam kolom.fase geraknya dapat berupa gas(gas pembawa)atau cairan.
       Campuran yang akan dipisahkan komponen-komponennya,dimasukkan  kedalam kolom yang mengandung fase diam.dengan bantuan fase gerak,komponen-komponen campuran itu kemudian dibawa bergerak melalui fase diam didalam kolom.perbedaan antaraksi atau afinitas antara komponen-komponen campuran itu dengan kedua fase,menyababkan komponen-komponen itubergerak dengan kecepatan berbeda melalui kolom.akibat adanya perbedaan kecepatan (differential migration) komponen-komponen itu terpisah satu sama lain.
       Pada kromatografi gas-cairan (GLC, Gas Liquid Chromatography) fase geraknya berupa gas,fase diamnya berupa cairan.partisi komponen cuplikan berdasarkan pelarutan uap komponen itu didalam fase diam.kromatografi gas-cairan sering disebut juga kromatografi gas(GC) saja.

Bagian-bagian alat kromatografi gas adalah:
v  Tangki gas pembawa.gas yang bertindak sebagai fase gerak disebut juga gas pembawa(carrier gas).gas-gas pembawa yang biasanya digaunakan sepreti helium,hydrogen,dan nitrogen.helium digunakan bila detektornya TCD.
v  Alat pengaturan tekanan(regulator),regulator digunakan untuk mengatur tekanan gas-gas yang digunakan.selain itu ada pengatur laju aliran gas(soap bubble flow rate mater).bila karet ditekan akan muncul gelembung sabun,kemudian,akan didorong oleh gas pembawa,sehingga gas pembawa dapat diukur kecepatan alirannya.
v  Injector port(tempat memasukkan cuplikan) adalah cabang untuk memasukkan cuplikan dengan cara penyuntikan.pada saat memasukkan cuplikan waktunya harus sesingkat mungkin dan volumenya harus sesedikit mungkin.suhu injection port harus lebih tinggi dari titik didih cuplikan(20c),kalau suhunya rendah dan memasukkan cuplikan berkisar 1-20 μL.
v  Kolom.tempat terjadinya proses pemisahan komponen-komponen cuplikan.kolom ini ditempatkan di dalam oven bersuhu tinggi,sehingga komponen-komponen cuplikan tempat berupa uap.jenis-jenis kolom sebagai berikut:
a.      Kolom kapiler,permukaan dalamnya dilapisi dengan zat cair fase diam.sifat-sifat zat cair(fase diam)yang diinginkan:
·         Sukar menguap (td 200°c)
·         Mempunyai kestabilan penas
·         Inert secara kimia
·         Mempunyai sifat sebagai pelarut (dapat melarutkan komponen-komponen cuplikan)
b.      Kolom isian,biasanya mengandung zat padat pendukung (solid support).sifat-sifatnya zat padat pendukung yang diinginkan.


v  Oven
Oven untuk memaksakan kolom adalah suatu thermostat,suhu optimum yang digunakan tergantung pada:
a.      Titik didih cuplikan
b.      Tingkat pemisahan yang diinginkan
v  Detector
Untuk mendeteksi komponen-komponen yang keluar dari kolom.detektor ini akan mengirimkan isyarat listrik kea lat pencatat(recorder).
Detector pada alat kromatografi gas ada beberapa macam,diantaranya adlah sebagai berikut ini.
a.      FID (flame lonisasion detector)
Secara ringkasan prinsip kerja FID ialah mula-mula dialirkan udara dan hydrogen,maka akan timbul pembakaran yang menimbulkan energi.enegi ini akan mengionisasi komponen-komponen yang nantinya akan keluar dari kolom.molekul-molekul kolom tersebut berubah menjadi ion.ion-ion positif akan tertarik ke elektroda negative sehingga arus bertambah.arus mengalir melalui tahanan dan menimbulkan selisih tegangan.penurunan teganggan yang terjadi disalurkan melalui amplifier dan masuk ke dalam suatu recorder(intergrator).bila suatu saat kromatografi gas menggunakan FID sebagai detector  sebaiknya digunakan N2 sebagai gas pembawa.
b.      TCD (Thermal Conductivity Detector)
Detector ini bekerja berdasarkan pada prinsip bahwa benda panas akan kehilangan laju yang bergantung pada susunan gas di sekitarnya.TCD biasanya terdiri atas suatu blok logam.di dalam blok logam tersebut ditempatkan kawat hantae tipis yang berfungsi sebagai tahanan listrik dan merupakan dua tengan dari rangkaian jembatan weaststone (R1 dan R2).bila ada komponen keluar dari kolom dan melalui kawat tahanananya.
Hal ini menyebabkan jembatan wheatstone menjadi tidak seimbang dan menimbulkan isyarat listrik.isyarat listrik tersebut akan diterusakan ke rekorder.
Rekorder akan mencatat isyarat ini dalam bentuk kromatogram.bila suatu alat kromatografi gas menggunakan TCD sebagai detectot,sebaiknya degunakan He sebagai gas pembawa.
v  Recorder (alat pencatat yang berfungsi untuk mencatat isyarat-isyarat).recorder yang banyak digunakan pada saat ini disebut integrator yang mempunyai fasilitas lebih lengkap dari pada recorder biasa.


4.   Prosedur percobaan
v Persiapan
1.      Buat larutan yang mengandung etanol,butanol,pentanol dengan komposisi tidak diketahui(digunakan untuk cuplikan)
2.      Buat larutan yang mengandung etanol,butanol,pentanol,dengan komposisi masing-masing diketahui(digunakan untuk larutan baku)

v  Cara menyalakan detector FID
ü  Tekan tombol ON pada bagian samping alat kromatografi gas
ü  Tunggu beberapa saat hingga tampil kata-kata PASSED SELP TEST.

1.   Cara menghidupkan detector
ü  Hidupkan Gc dan tunggu sampai selesai”self test.”buka keran utama pada tabung gas  He.atur tekanan manometer pada tabung sebesar 3,5 kg/cm dengan keran reduksi tekana.
ü  Putar keran “carrier”gas pada GC yang mempunyai TCD kekiri sehingga dicapai tekanan “column hend preasure key” yang lebih dari 100 kpa.
ü  Atur kecepatan aliran gas He sebagai carrier gas kekanan atau kekiri
ü  Setelah carrier gas diatur,buka keran reference gas pada GC (sebagai reference adalah He dari tabung yang sama)
ü  Untuk mengetahui kecepatan aliran reference gas,gunakan sekala 0-100 pada bubble flow meter,sehingga sekala 100 ml ditempuh dalam jangka waktu 18 dtk(t=0:00:18)
ü  Setelah seluruh kecepatan aliran gas diatur,tekan:DET A atau DET B (tergantung pada posisi TDC)ON ,maka akan terdengr bunyi.
ü  Tekan sing 1
ü  Tekan() bila ingin mengatur tanda + atau –signal
ü  Tekan RANGE 4 ENTER
ü  Tekan LIST dua kali untuk membuat laporan parameter integrator
ü  Setelah lampu NOT READY pada GC tidak menyala merah,suntikkan 1 μl etanol
ü  Tekan secara bersamaan dengan menyuntikkan,tombol START pada GC dan integrator
ü  Setelah puncak etanol tampak pada kromatogram,tekan tombol STOP pada GC dan integrator.intergrator akan menuliskan laporan RT (waktu retensi),AREA ( luas puncak), TYPE (tipe puncak),AREA % (persen senyawa dalam campuran)
ü  Ubah temperaturoven menjadi 80°c
ü  Setelah temperature oven tercapai (lampu NOT READY pada GC tidak merah)
ü  Suntikkan 1 μl etanol dan buat kromatogramnya.
ü  Bandingkan waktu retensi pada pengerjaan 13 dan 15.

2.   Pengaruh temperature
ü Buat campuran etanol,propanol-1,butanol-1(1:1:1)
ü Pilih detector FID atau TCD,pilih kolom Apizon L
ü Hidupkan GC atau tunggu sampai selesai”self test”.
ü Alirkan carrier gas yang sesuai dengan kecepatan 30 ml/min
ü Hidupkan detector
ü Panaskan oven pada 80°c
ü Panaskan detector pada 150°c
ü Panaskan injekto pada 150°c
ü Hidupkan integrator
ü Setelah lampu NOT READY tidak marah,suntikkan 1 μl canpuran dan buat kromatogramnya
ü Ubah temperature oven menjada 100°c
ü Setelah lampu NOT READY tidak merah,suntikkan 1μl campuran dan buat kromatogramnya
ü Bandingkan kedua kromatogramnya yang didapat.beri penjelasan!
ü Lakukan program temperatur sebagai berikut:
Tekan   INIT 60 ENTER
TEMP
         Tekan  INIT  1    ENTER
TIME
         Tekan   FINAL 3   ENTER
                       TIME
ü Atur temperature maksimum pada 150°c dengan menekan
Tekan 150   ENTER
MAX
3.      Pengaruh temperatur terhadap lebar puncak
ü Buat campuran propanol-1 dan butanol-1 (1:1:1)
ü Pilih kolom Apiezon L,Pilih detertor FID
ü Hidupkan GC,kemudian detector FID
ü Hidupkan oven pada 800C
ü Panaskan detector pada 1500C
ü Panaskan injector pada 1500C
ü Hidupkan integrator
ü Setelah lampu NOT READY tidak merah, suntikan 1 l campuran dan buat kromatogram nya
ü Ubah temperature oven menjadi 1000C
ü Ulangi Prosedur 8
ü Bandingan harga AR/HT pada pengerjaan 8 dan 10

4.      Pengaruh kecepatan Aliran Gas Pembawa Terhadap Lebar Puncak
ü Gunakan campuran lll C 36
ü Pilih detector FID
ü Hidupkan GC
ü Atur kecepatan carrier gas ( gas pembawa)
ü Nyalakan FID
ü Panaskan oven pada 1000C
ü Panaskan detector pada 1500C
ü Panaskan injector pada 1500C
ü Hidupkan integrator
ü kromatogram nya
ü Hitung HETP masing-masing senyawa dalam camuran
ü Ubah kecepatan aliran carier gas N2 menjadi 30ml/min dengan cara menekan FLOW kemudian memutar tombol pengatur kecepatan aliran carier gas hingga pada display tampak angka 30 (perhatikan agar FID tetap menyala)
ü Suntikan 1μl campuran dan buat kromatogramnya
ü Hitung HETP masing-masing senyawa dalam camuran berdasarkan kromatogramnya 13
ü Ubahlah kecepatan aliran N2 menjadi 40ml/min, 50ml/min, dan 60ml/min dengan cara yang sesuai lll D 53 (perhatikan setiap kali pengubahan FID tidak mati)
ü Buat kromatogram campuran untuk setiap kecepatan aliran N2 yang berbeda dan hitung HETP nya
ü Bandingkan harga AR/HT pada kromatogram pengerjaan 10,13 dan 15
ü Buat kurva antara HETP terhadap kecepatan aliran N2 dan simpulkan

e. Pengaruh Kepolaran Kolom Terhadap Waktu Retensi
ü  Buat campuran n-propanol dan n-heptana (1:1)
ü  Pilih detector FID,Pilih kolom Apiezon L dan Carbowax
ü  Nyalakan GC dengan kolom Carbowax
ü  Atur carier gas 30 ml/min
ü  Nyalakan FID
ü  Panaskan oven pada 800C
ü  Panaskan detector pada 1000C
ü  Panaskan injector pada 1000C
ü  Hidupkan integrator dan atur dengan cara sesuai lll A9
ü  Suntikan 1μl n-propanol murni dan buaat kromatogramnya
ü  Suntikan 1μl n-heptana murni dan buat kromatogramnya
ü  Suntikan 1μl campuran dean buat kromatogramnya
ü  Dengan kondisi operasi yang sama,gunakan kolom Apiezon L
ü  Lakukan langkah kerja no. 10 s/d 12
ü  Bandingkan kromatogram campuran dengan penggunaan kolom

f. Analisa Kuantitatif dengan Kovats Indeks
ü  Buat campuran n-alkana dari C8 sampai C10 dengan perbandingan nyang sama
ü  Pilih detector FID,Pilih kilom Apiezon L dan OV-17
ü  Atur posisi masing-maasing kolom
ü  Buat kromatogram dari 1μl campuran n-alkana padam masing-masing temperature oven
ü  Buat kurva antara kovats indeks cuplikan tersebut dari kurva 5. Bandingkan kovats indeks tersebut terhadap table dan perkiraan kemungkinaan senyawa yang di anaalisa

Analisa kuatitatif
a.      Cara % luas (Area %)
ü  Buat campuran butanol-1 dan toluene dengan perbandingan % berat 1:1 (Gunakan neraca untuk menimbangnya)
ü  Pilih kolom OV-17 atau apiezon L
ü  Hidupkan GC dan tunggu sampai selesai “self test”
ü  Atuk carier gas N2 dengan kecepatan aliran 30ml/min
ü  Nyalakaan FID
ü  Panaskan oven 1000C,Panaskan detector 1500C,Panaskan injector 150oC
ü  Hidupkan dan aatur integrator sesuai dengan cara lll A 9
ü  Setelah lampu NOT READY tidak merah, suntikan 1μl campuran dan buat kromatogram nya
ü  Ulaangi prisedur no.8
ü  Perhatikan haarga AREA % padaa kedua kroomatograam. Beri penjelasan perbedaan harga AREA % kedu kromaatogram tersebut

b.      Cara standar luas (Externak standar)
ü  Tentukan terlebih dahulu berat jenis campuran yang diberikan oleh instruktur dengan menggunakna piknometer
ü  Pilih kolom OV-17 atau Apiezon L,pilih detector FID
ü  Hidupkan GC dan tunggu sampai selesai “self test”
ü  Atur kecepatan aliran carier gas N2 sebesar 30 ml/min
ü  Nyalakan FID
ü  Panaskan oven 1000C
Panaskan detector 1500C
Panaskan injector 1500C
ü  Hidupkan dan atur integrator
ü  Setelah lampu NOT READY tidak merah, suntikan 1 l campuran dan buat kromatogram nya

ü  Buat kromatogram dari 1μl campuran n-alkana padam masing-masing temperature oven
ü  Suntikan tepat 1μl bitanol murni dan buat kromatogramnya
ü  Buat table kalibrasi
ü  Suntikan tepat 1μl bitanol murni dan buat kromatogramnya
ü  Suntikan tepat 1μl campuran dan buat kromatogramnya
ü  Setelah kromatogramnya selesai, tekan STOP. Integrator akan menuliskan berat butanol-1 dan dalam 1μl campuran
ü  Ulangi prosedur kerja no.12
Bandingkan keduanyaa dan beri penjelasan bila ada perbedaan































5.       ANALISA DAN KESIMPULAN PRAKTIKUM GC 1
a.       ANALISA DATA
                    Dari hasil prktikum yang dilakukan dapat dianalisa bahwa dalam praktikum gas kromatografi yang harus diperhatikan adalah dalam menganalisa suatu sampel dengan menggunakan gas kromatografi adalah mengetahui mengetahui sampel(kepolaran polatil dan solubility), kemudian setelah mengetahui sampel selanjutnya memilih kolom dan ditektor yang sesuaidengan sampel.
                    Kemudian pada analisa sampel dengan mengguankan ga kromatografi sampel yang disuntikkan pada injection port akan mengalami perubahan fase dari cair menjadi gas karena suhu oven yang memanaskan cairan sampel. Kemudian sampel akan dibawa oleh gas pembawamasuk kedalam kolom untukdipisahkan berdasarkan jenis kolom dengan sifat sampel. Sifat sempel yang lebih besar berlawanan dengan sifat kolom akan keluar terlebih dahulu sedangkan sempel yang memiliki sifat yang mendekati kolom akan keluar lebih lambat. Karena perbedaan inilah akhirnya sampel terpisah.

b.      KESIMPULAN
                    Setelah melakukan praktikum dapat disimpulkan bahwa sampel etanol pada temperatur oven 600C temp[eratur injector 900C didapat waktu retensi 3,44 sedangkan untuk campuran etanol dan butanol didapat waktu retensi masing-masing 3,38 dan 4,20.







6.       ANALISA DAN KESIMPULAN PRAKTIKUM GC 2
a.       ANALISA DATA
Dari hasil prktikum yang dilakukan dapat dianalisa bahwa dalam praktikum gas kromatografi yang harus diperhatikan adalah dalam menganalisa suatu sampel dengan menggunakan gas kromatografi adalah mengetahui mengetahui sampel(kepolaran polatil dan solubility), kemudian setelah mengetahui sampel selanjutnya memilih kolom dan ditektor yang sesuaidengan sampel.
Kemudian pada analisa sampel dengan mengguankan ga kromatografi sampel yang disuntikkan pada injection port akan mengalami perubahan fase dari cair menjadi gas karena suhu oven yang memanaskan cairan sampel. Kemudian sampel akan dibawa oleh gas pembawamasuk kedalam kolom untukdipisahkan berdasarkan jenis kolom dengan sifat sampel. Sifat sempel yang lebih besar berlawanan dengan sifat kolom akan keluar terlebih dahulu sedangkan sempel yang memiliki sifat yang mendekati kolom akan keluar lebih lambat. Karena perbedaan inilah akhirnya sampel terpisah.
.

b.      KESIMPULAN
setelah melakukan praktikum dapat disimpulkan bahwa sampel etanol pada temperatur oven 600C temp[eratur injector 900C didapat waktu retensi 3,44 sedangkan untuk campuran etanol dan butanol didapat waktu retensi masing-masing 3,38 dan 4,20.











7.       ANALISA DAN KESIMPULAN PRAKTIKUM GC 3
a.       ANALISA DATA
                    Dari hasil prktikum yang dilakukan dapat dianalisa bahwa dalam praktikum gas kromatografi yang harus diperhatikan adalah dalam menganalisa suatu sampel dengan menggunakan gas kromatografi adalah mengetahui mengetahui sampel(kepolaran polatil dan solubility), kemudian setelah mengetahui sampel selanjutnya memilih kolom dan ditektor yang sesuaidengan sampel.
                    Kemudian pada analisa sampel dengan mengguankan ga kromatografi sampel yang disuntikkan pada injection port akan mengalami perubahan fase dari cair menjadi gas karena suhu oven yang memanaskan cairan sampel. Kemudian sampel akan dibawa oleh gas pembawamasuk kedalam kolom untukdipisahkan berdasarkan jenis kolom dengan sifat sampel. Sifat sempel yang lebih besar berlawanan dengan sifat kolom akan keluar terlebih dahulu sedangkan sempel yang memiliki sifat yang mendekati kolom akan keluar lebih lambat. Karena perbedaan inilah akhirnya sampel terpisah.

b.      KESIMPULAN
      setelah melakukan praktikum dapat dianalisa bahwa Pada larutan etanol 5 ml didapat waktu ritensi (rt) = 4,81, area = 4,0766e+08 dengan persentase area = 100.00. Sedangkan pada campuran etanol dan butanol dengan perbandingan volume ( 5:5) ml dengan didapat waktu ritensi (rt) = 4,42, area = 2,0204e+08 dengan persentase area = 17.594. Sedangkan pada campuran etanol dan butanol  dengan perbandingan (10:5) ml didapat untuk  etanol waktu ritensi (rt) = 5,17, area = 3.3652e+08 dengan persentase area = 49.130. Sedangkan untuk butanol waktu ritensi (rt) = 6.43, area = 3.4836e+08 dengan persentase area = 50,858.





DAFTAR PUSTAKA
JOBSHEET. 2012. Penuntun praktikum kimia analitik instrument. Politeknik Negeri Sriwijaya: Palembang.