LAPORAN
KIMIA ANALITIK INSTRUMET
Kromatografi gas
Dosen
Pembimbing : Ir.KA.RIDWAN.MT
Disusun Oleh : Hadi
gimantoro :
0611 3040 1460
Jumiati :
0611 3040 1462
Sandi :
0611 3040 1464
Yayu anggraeni :
0611 3040 1466
POLITEHNIK
NEGRI SRIWIJAYA PALEMBANG
TAHUN 2012
KATA
PENGANTAR
Asslamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah subhanahu wata’ala,karena berkat rahmat –Nya kami
dapat menyelesaikan lapoaran tetap “Kimia Anaalitik Instrument”. Laporan ini diajukan guna memenuhi tugas instrument
analirik.
Kami mengucapkan
terima kasih kepada semua yang telah membantu sehingga laporan ini dapat
diselesaikan sesuai dengan
waktunya.laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnana laporan
ini.
Semoga laporan ini
memberikan informasi dan manfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita
semua.
Palembang 20 April
2012
KROMATOGRAFI GAS
1. TUJUAN
PERCOBAAN
Setelah
melakukan percobaan ini,mahasiswa diharapkan dapat:
ü Menjelaskan teori kromatografi gas.
ü Mengoprasikan alat kromatografi gas dengan
baik dan benar
ü Menganalisis suatu senyawa kimia baik secara
kualitatif maupun kuantitatif dengan menggunakan alat kromatografi gas.
2.
Alat dan bahan yang digunakan
Alat
yang digunakan
Ø seperangkat alat kromatografi gas.
Ø Integrator
Ø Alat penyuntikan
Ø Botol sampel
Bahan yang digunakan
Ø Etanol
Ø Pentanol
Ø Butanol
Ø Toluen
3. Dasar teori
Kromatografi adalah suatu cara pemisahan
lain yang penting didalam analisa kimia.didalam kromatografi kimia diperlukan
adanya dua fase yang tidak saling menyampur,yaitu fase diam dan fase gerak.fase
diam nya disini dapat berupa suatu zat padat yang ditempatkan didalam suatu
kolom atau dapat juga berupa cairan terserap(teradsopsi)berupa
lapisan yang tipis pada butiran-butiran halus suatuzat padat pendukung(solid support material) yang ditempatkan
didalam kolom.fase geraknya dapat berupa gas(gas pembawa)atau cairan.
Campuran yang akan dipisahkan
komponen-komponennya,dimasukkan kedalam kolom
yang mengandung fase diam.dengan bantuan fase gerak,komponen-komponen campuran
itu kemudian dibawa bergerak melalui fase diam didalam kolom.perbedaan
antaraksi atau afinitas antara komponen-komponen campuran itu dengan kedua
fase,menyababkan komponen-komponen itubergerak dengan kecepatan berbeda melalui
kolom.akibat adanya perbedaan kecepatan (differential
migration) komponen-komponen itu terpisah satu sama lain.
Pada kromatografi gas-cairan (GLC, Gas
Liquid Chromatography) fase geraknya berupa gas,fase diamnya berupa
cairan.partisi komponen cuplikan berdasarkan pelarutan uap komponen itu didalam
fase diam.kromatografi gas-cairan sering disebut juga kromatografi gas(GC)
saja.
Bagian-bagian
alat kromatografi gas adalah:
v Tangki gas pembawa.gas yang bertindak sebagai
fase gerak disebut juga gas pembawa(carrier
gas).gas-gas pembawa yang biasanya digaunakan sepreti helium,hydrogen,dan
nitrogen.helium digunakan bila detektornya TCD.
v Alat pengaturan tekanan(regulator),regulator digunakan untuk mengatur tekanan gas-gas yang
digunakan.selain itu ada pengatur laju aliran gas(soap bubble flow rate mater).bila karet ditekan akan muncul
gelembung sabun,kemudian,akan didorong oleh gas pembawa,sehingga gas pembawa
dapat diukur kecepatan alirannya.
v Injector port(tempat memasukkan cuplikan)
adalah cabang untuk memasukkan cuplikan dengan cara penyuntikan.pada saat
memasukkan cuplikan waktunya harus sesingkat mungkin dan volumenya harus
sesedikit mungkin.suhu injection port harus lebih tinggi dari titik didih cuplikan(20c),kalau
suhunya rendah dan memasukkan cuplikan berkisar 1-20 μL.
v Kolom.tempat terjadinya proses pemisahan
komponen-komponen cuplikan.kolom ini ditempatkan di dalam oven bersuhu
tinggi,sehingga komponen-komponen cuplikan tempat berupa uap.jenis-jenis kolom
sebagai berikut:
a. Kolom kapiler,permukaan dalamnya dilapisi
dengan zat cair fase diam.sifat-sifat zat cair(fase diam)yang diinginkan:
·
Sukar
menguap (td 200°c)
·
Mempunyai
kestabilan penas
·
Inert
secara kimia
·
Mempunyai
sifat sebagai pelarut (dapat melarutkan komponen-komponen cuplikan)
b. Kolom isian,biasanya mengandung zat padat
pendukung (solid support).sifat-sifatnya
zat padat pendukung yang diinginkan.
v Oven
Oven untuk memaksakan kolom adalah
suatu thermostat,suhu optimum yang digunakan tergantung pada:
a. Titik didih cuplikan
b. Tingkat pemisahan yang diinginkan
v Detector
Untuk mendeteksi komponen-komponen
yang keluar dari kolom.detektor ini akan mengirimkan isyarat listrik kea lat
pencatat(recorder).
Detector pada alat kromatografi gas
ada beberapa macam,diantaranya adlah sebagai berikut ini.
a. FID (flame lonisasion detector)
Secara ringkasan prinsip kerja FID
ialah mula-mula dialirkan udara dan hydrogen,maka akan timbul pembakaran yang
menimbulkan energi.enegi ini akan mengionisasi komponen-komponen yang nantinya
akan keluar dari kolom.molekul-molekul kolom tersebut berubah menjadi
ion.ion-ion positif akan tertarik ke elektroda negative sehingga arus
bertambah.arus mengalir melalui tahanan dan menimbulkan selisih
tegangan.penurunan teganggan yang terjadi disalurkan melalui amplifier dan
masuk ke dalam suatu recorder(intergrator).bila
suatu saat kromatografi gas menggunakan FID sebagai detector sebaiknya digunakan N2 sebagai gas
pembawa.
b. TCD (Thermal Conductivity Detector)
Detector ini bekerja berdasarkan pada
prinsip bahwa benda panas akan kehilangan laju yang bergantung pada susunan gas
di sekitarnya.TCD biasanya terdiri atas suatu blok logam.di dalam blok logam
tersebut ditempatkan kawat hantae tipis yang berfungsi sebagai tahanan listrik
dan merupakan dua tengan dari rangkaian jembatan weaststone (R1 dan
R2).bila ada komponen keluar dari kolom dan melalui kawat tahanananya.
Hal ini menyebabkan jembatan
wheatstone menjadi tidak seimbang dan menimbulkan isyarat listrik.isyarat
listrik tersebut akan diterusakan ke rekorder.
Rekorder akan mencatat isyarat ini
dalam bentuk kromatogram.bila suatu alat kromatografi gas menggunakan TCD
sebagai detectot,sebaiknya degunakan He sebagai gas pembawa.
v Recorder (alat pencatat yang berfungsi untuk
mencatat isyarat-isyarat).recorder yang banyak digunakan pada saat ini disebut
integrator yang mempunyai fasilitas lebih lengkap dari pada recorder biasa.
4.
Prosedur percobaan
v Persiapan
1. Buat larutan yang mengandung
etanol,butanol,pentanol dengan komposisi tidak diketahui(digunakan untuk
cuplikan)
2. Buat larutan yang mengandung etanol,butanol,pentanol,dengan
komposisi masing-masing diketahui(digunakan untuk larutan baku)
v Cara menyalakan detector FID
ü Tekan tombol ON pada bagian samping alat
kromatografi gas
ü Tunggu beberapa saat hingga tampil kata-kata
PASSED SELP TEST.
1. Cara
menghidupkan detector
ü Hidupkan Gc dan tunggu sampai selesai”self
test.”buka keran utama pada tabung gas
He.atur tekanan manometer pada tabung sebesar 3,5 kg/cm dengan keran
reduksi tekana.
ü Putar keran “carrier”gas pada GC yang
mempunyai TCD kekiri sehingga dicapai tekanan “column hend preasure key” yang
lebih dari 100 kpa.
ü Atur kecepatan aliran gas He sebagai carrier
gas kekanan atau kekiri
ü Setelah carrier gas diatur,buka keran
reference gas pada GC (sebagai reference adalah He dari tabung yang sama)
ü Untuk mengetahui kecepatan aliran reference
gas,gunakan sekala 0-100 pada bubble flow meter,sehingga sekala 100 ml ditempuh
dalam jangka waktu 18 dtk(t=0:00:18)
ü Setelah seluruh kecepatan aliran gas
diatur,tekan:DET A atau DET B (tergantung pada posisi TDC)ON ,maka akan
terdengr bunyi.
ü Tekan sing 1
ü Tekan() bila ingin mengatur tanda + atau
–signal
ü Tekan RANGE 4 ENTER
ü Tekan LIST dua kali untuk membuat laporan
parameter integrator
ü Setelah lampu NOT READY pada GC tidak menyala
merah,suntikkan 1 μl etanol
ü Tekan secara bersamaan dengan
menyuntikkan,tombol START pada GC dan integrator
ü Setelah puncak etanol tampak pada
kromatogram,tekan tombol STOP pada GC dan integrator.intergrator akan
menuliskan laporan RT (waktu retensi),AREA ( luas puncak), TYPE (tipe
puncak),AREA % (persen senyawa dalam campuran)
ü Ubah temperaturoven menjadi 80°c
ü Setelah temperature oven tercapai (lampu NOT
READY pada GC tidak merah)
ü Suntikkan 1 μl etanol dan buat kromatogramnya.
ü Bandingkan waktu retensi pada pengerjaan 13
dan 15.
2. Pengaruh
temperature
ü Buat campuran etanol,propanol-1,butanol-1(1:1:1)
ü Pilih detector FID atau TCD,pilih kolom Apizon
L
ü Hidupkan GC atau tunggu sampai selesai”self
test”.
ü Alirkan carrier gas yang sesuai dengan
kecepatan 30 ml/min
ü Hidupkan detector
ü Panaskan oven pada 80°c
ü Panaskan detector pada 150°c
ü Panaskan injekto pada 150°c
ü Hidupkan integrator
ü Setelah lampu NOT READY tidak marah,suntikkan
1 μl canpuran dan buat kromatogramnya
ü Ubah temperature oven menjada 100°c
ü Setelah lampu NOT READY tidak merah,suntikkan
1μl campuran dan buat kromatogramnya
ü Bandingkan kedua kromatogramnya yang didapat.beri
penjelasan!
ü Lakukan program temperatur sebagai berikut:
Tekan INIT 60 ENTER
TEMP
Tekan
INIT 1 ENTER
TIME
Tekan
FINAL 3 ENTER
TIME
ü Atur temperature maksimum pada 150°c dengan
menekan
Tekan
150 ENTER
MAX
3.
Pengaruh temperatur terhadap lebar puncak
ü Buat campuran propanol-1 dan butanol-1 (1:1:1)
ü Pilih kolom Apiezon L,Pilih detertor FID
ü Hidupkan GC,kemudian detector FID
ü Hidupkan oven pada 800C
ü Panaskan detector pada 1500C
ü Panaskan injector pada 1500C
ü Hidupkan integrator
ü Setelah lampu NOT READY tidak merah, suntikan
1
l campuran dan
buat kromatogram nya
ü Ubah temperature oven menjadi 1000C
ü Ulangi Prosedur 8
ü Bandingan harga AR/HT pada pengerjaan
8 dan 10
4.
Pengaruh kecepatan Aliran Gas Pembawa
Terhadap Lebar Puncak
ü Gunakan campuran lll C 36
ü Pilih detector FID
ü Hidupkan GC
ü Atur kecepatan carrier gas ( gas pembawa)
ü Nyalakan FID
ü Panaskan oven pada 1000C
ü Panaskan detector pada 1500C
ü Panaskan injector pada 1500C
ü Hidupkan integrator
ü kromatogram nya
ü Hitung HETP masing-masing senyawa
dalam camuran
ü Ubah kecepatan aliran carier gas N2
menjadi 30ml/min dengan cara menekan FLOW kemudian memutar tombol pengatur
kecepatan aliran carier gas hingga pada display tampak angka 30 (perhatikan
agar FID tetap menyala)
ü Suntikan 1μl campuran dan buat
kromatogramnya
ü Hitung HETP masing-masing senyawa
dalam camuran berdasarkan kromatogramnya 13
ü Ubahlah kecepatan aliran N2
menjadi 40ml/min, 50ml/min, dan 60ml/min dengan cara yang sesuai lll D 53
(perhatikan setiap kali pengubahan FID tidak mati)
ü Buat kromatogram campuran untuk setiap
kecepatan aliran N2 yang berbeda dan hitung HETP nya
ü Bandingkan harga AR/HT pada
kromatogram pengerjaan 10,13 dan 15
ü Buat kurva antara HETP terhadap
kecepatan aliran N2 dan simpulkan
e.
Pengaruh Kepolaran Kolom Terhadap Waktu Retensi
ü Buat campuran n-propanol dan n-heptana (1:1)
ü Pilih detector FID,Pilih kolom Apiezon L dan
Carbowax
ü Nyalakan GC dengan kolom Carbowax
ü Atur carier gas 30 ml/min
ü Nyalakan FID
ü Panaskan oven pada 800C
ü Panaskan detector pada 1000C
ü Panaskan injector pada 1000C
ü Hidupkan integrator dan atur dengan cara
sesuai lll A9
ü Suntikan 1μl n-propanol murni dan buaat
kromatogramnya
ü Suntikan 1μl n-heptana murni dan buat
kromatogramnya
ü Suntikan 1μl campuran dean buat kromatogramnya
ü Dengan kondisi operasi yang sama,gunakan kolom
Apiezon L
ü Lakukan langkah kerja no. 10 s/d 12
ü Bandingkan kromatogram campuran dengan
penggunaan kolom
f.
Analisa Kuantitatif dengan Kovats Indeks
ü Buat campuran n-alkana dari C8 sampai C10
dengan perbandingan nyang sama
ü Pilih detector FID,Pilih kilom Apiezon L dan
OV-17
ü Atur posisi masing-maasing kolom
ü Buat kromatogram dari 1μl campuran n-alkana
padam masing-masing temperature oven
ü Buat kurva antara kovats indeks cuplikan
tersebut dari kurva 5. Bandingkan kovats indeks tersebut terhadap table dan
perkiraan kemungkinaan senyawa yang di anaalisa
Analisa
kuatitatif
a. Cara % luas (Area %)
ü Buat campuran butanol-1 dan toluene dengan
perbandingan % berat 1:1 (Gunakan neraca untuk menimbangnya)
ü Pilih kolom OV-17 atau apiezon L
ü Hidupkan GC dan tunggu sampai selesai “self
test”
ü Atuk carier gas N2 dengan kecepatan
aliran 30ml/min
ü Nyalakaan FID
ü Panaskan oven 1000C,Panaskan
detector 1500C,Panaskan injector 150oC
ü Hidupkan dan aatur integrator sesuai dengan
cara lll A 9
ü Setelah lampu NOT READY tidak merah, suntikan
1μl campuran dan buat kromatogram nya
ü Ulaangi prisedur no.8
ü Perhatikan haarga AREA % padaa kedua
kroomatograam. Beri penjelasan perbedaan harga AREA % kedu kromaatogram
tersebut
b. Cara standar luas (Externak standar)
ü Tentukan terlebih dahulu berat jenis campuran
yang diberikan oleh instruktur dengan menggunakna piknometer
ü Pilih kolom OV-17 atau Apiezon L,pilih
detector FID
ü Hidupkan GC dan tunggu sampai selesai “self
test”
ü Atur kecepatan aliran carier gas N2
sebesar 30 ml/min
ü Nyalakan FID
ü Panaskan oven 1000C
Panaskan
detector 1500C
Panaskan
injector 1500C
ü Hidupkan dan atur integrator
ü Setelah lampu NOT READY tidak merah, suntikan
1
l campuran dan
buat kromatogram nya
ü Buat kromatogram dari 1μl campuran n-alkana
padam masing-masing temperature oven
ü Suntikan tepat 1μl bitanol murni dan buat
kromatogramnya
ü Buat table kalibrasi
ü Suntikan tepat 1μl bitanol murni dan buat
kromatogramnya
ü Suntikan tepat 1μl campuran dan buat kromatogramnya
ü Setelah kromatogramnya selesai, tekan STOP.
Integrator akan menuliskan berat butanol-1 dan dalam 1μl campuran
ü Ulangi prosedur kerja no.12
Bandingkan
keduanyaa dan beri penjelasan bila ada perbedaan
5.
ANALISA DAN KESIMPULAN PRAKTIKUM GC 1
a.
ANALISA DATA
Dari hasil prktikum yang dilakukan dapat dianalisa bahwa dalam
praktikum gas kromatografi yang harus diperhatikan adalah dalam menganalisa
suatu sampel dengan menggunakan gas kromatografi adalah mengetahui mengetahui
sampel(kepolaran polatil dan solubility), kemudian setelah mengetahui sampel
selanjutnya memilih kolom dan ditektor yang sesuaidengan sampel.
Kemudian pada analisa sampel dengan mengguankan ga kromatografi
sampel yang disuntikkan pada injection port akan mengalami perubahan fase dari
cair menjadi gas karena suhu oven yang memanaskan cairan sampel. Kemudian
sampel akan dibawa oleh gas pembawamasuk kedalam kolom untukdipisahkan
berdasarkan jenis kolom dengan sifat sampel. Sifat sempel yang lebih besar
berlawanan dengan sifat kolom akan keluar terlebih dahulu sedangkan sempel yang
memiliki sifat yang mendekati kolom akan keluar lebih lambat. Karena perbedaan
inilah akhirnya sampel terpisah.
b.
KESIMPULAN
Setelah
melakukan praktikum dapat disimpulkan bahwa sampel etanol pada temperatur oven
600C temp[eratur injector 900C didapat waktu retensi 3,44
sedangkan untuk campuran etanol dan butanol didapat waktu retensi masing-masing
3,38 dan 4,20.
6.
ANALISA DAN KESIMPULAN PRAKTIKUM GC 2
a.
ANALISA DATA
Dari
hasil prktikum yang dilakukan dapat dianalisa bahwa dalam praktikum gas
kromatografi yang harus diperhatikan adalah dalam menganalisa suatu sampel
dengan menggunakan gas kromatografi adalah mengetahui mengetahui
sampel(kepolaran polatil dan solubility), kemudian setelah mengetahui sampel
selanjutnya memilih kolom dan ditektor yang sesuaidengan sampel.
Kemudian
pada analisa sampel dengan mengguankan ga kromatografi sampel yang disuntikkan
pada injection port akan mengalami perubahan fase dari cair menjadi gas karena
suhu oven yang memanaskan cairan sampel. Kemudian sampel akan dibawa oleh gas
pembawamasuk kedalam kolom untukdipisahkan berdasarkan jenis kolom dengan sifat
sampel. Sifat sempel yang lebih besar berlawanan dengan sifat kolom akan keluar
terlebih dahulu sedangkan sempel yang memiliki sifat yang mendekati kolom akan
keluar lebih lambat. Karena perbedaan inilah akhirnya sampel terpisah.
.
b.
KESIMPULAN
setelah
melakukan praktikum dapat disimpulkan bahwa sampel etanol pada temperatur oven
600C temp[eratur injector 900C didapat waktu retensi 3,44
sedangkan untuk campuran etanol dan butanol didapat waktu retensi masing-masing
3,38 dan 4,20.
7.
ANALISA DAN KESIMPULAN PRAKTIKUM GC 3
a.
ANALISA DATA
Dari hasil prktikum yang dilakukan dapat dianalisa bahwa dalam
praktikum gas kromatografi yang harus diperhatikan adalah dalam menganalisa
suatu sampel dengan menggunakan gas kromatografi adalah mengetahui mengetahui
sampel(kepolaran polatil dan solubility), kemudian setelah mengetahui sampel selanjutnya
memilih kolom dan ditektor yang sesuaidengan sampel.
Kemudian pada analisa sampel dengan mengguankan ga kromatografi
sampel yang disuntikkan pada injection port akan mengalami perubahan fase dari
cair menjadi gas karena suhu oven yang memanaskan cairan sampel. Kemudian
sampel akan dibawa oleh gas pembawamasuk kedalam kolom untukdipisahkan
berdasarkan jenis kolom dengan sifat sampel. Sifat sempel yang lebih besar
berlawanan dengan sifat kolom akan keluar terlebih dahulu sedangkan sempel yang
memiliki sifat yang mendekati kolom akan keluar lebih lambat. Karena perbedaan
inilah akhirnya sampel terpisah.
b.
KESIMPULAN
setelah melakukan
praktikum dapat dianalisa bahwa Pada larutan etanol 5 ml didapat waktu ritensi
(rt) = 4,81, area = 4,0766e+08 dengan persentase area = 100.00. Sedangkan pada
campuran etanol dan butanol dengan perbandingan volume ( 5:5) ml dengan didapat
waktu ritensi (rt) = 4,42, area = 2,0204e+08 dengan persentase area = 17.594.
Sedangkan pada campuran etanol dan butanol
dengan perbandingan (10:5) ml didapat untuk etanol waktu ritensi (rt) = 5,17, area =
3.3652e+08 dengan persentase area = 49.130. Sedangkan untuk butanol waktu
ritensi (rt) = 6.43, area = 3.4836e+08 dengan persentase area = 50,858.
DAFTAR PUSTAKA
JOBSHEET. 2012. Penuntun praktikum kimia analitik instrument.
Politeknik Negeri Sriwijaya: Palembang.
0 komentar:
Posting Komentar